Tuesday, October 11, 2016

Insiden Kecil di Kolam Renang

Tiga sahabat hari ini pergi berenang di kolam renang. Budi, Juda dan Enka sudah merencanakan rencana berenang ini jauh-jauh hari. Mereka pun pergi ke kolam renang stadion.


Enka paling semangat. Dia sudah sangat lama tidak berenang. Apalagi sudah berminggu-minggu tidak hujan. Musim kering panjang ini paling cocok untuk berenang. Budi dan Enka memang jago renang. Juda sendiri tidak begitu ahli, tetapi pengen ikut saja. Maklum dia itu anak kutu buku dengan kaca mata tebal, yang tidak pintar olahraga. Tapi Budi dan Enka senang Juda mau ikut.

Setelah bayar uang masuk, mereka ke kamar mandi dan memasukkan barang-barang ke loker. Juda melepaskan kacamata dan jam tangannya.
“Lho, kok jam tangan lepas? Gak anti air?” tanya Enka.
“Emang masih jaman jam tangan yang gak tahan air?” tanya Budi penasaran.
“Ah, jam tangan ini sudah pernah jatuh sekali. Lumayan parah, sampai harus diganti beberapa komponen. Jadi saya agak serem kalau bawa ke aer…”

“Ganti saja coy,” tukas Enka.
“Jangan, jam ini bernilai. Pemberian almarhum kakek.”
“Pantes dijaga banget, ” ujar Budi yang sudah selesai ganti pakaian dan mengenakan kaca mata renang.
“Iya, jam tangannya bernilai…”

Saat itu kolamnya masih ramai. Padahal sebetulnya sudah jam 8 malam. Ada segerombolan anak muda lain yang berenang ternyata.
“Yah, kirain bakal sepi. Kecewa dah,” keluh Budi.
“Haha, sudah lah. Yuk mulai renang,” hibur Enka.

Walaupun panjang kolam renang 50 meter, Budi dan Enka sanggup berenang beberapa putaran. Juda sendiri tidak berani berenang jauh. Jadi dia hanya melihat mereka berenang ke sana kemari. Karena segerombolan anak-anak pada memonopoli kolam bagian dangkal, dia pun melipir tepi kolam demi ke ujung satu lagi.
Padahal sedikit lagi sampai, tapi entah sial atau bagaimana tiba-tiba Juda terperosok dan tenggelam. Juda yang panik, menggapai-gapai beberapa saat, lalu tidak kelihatan lagi. Untungnya Enka sempat melihatnya, dia segera naik ke atas kolam dan lari ke arah Juda tenggelam.

Dia langsung buru-buru melompat ke dalam air mencari temannya yang hilang itu. Panik Enka mencari sana sini. Posisi Juda tenggelam memang kebetulan di tempat paling dalam. Tetapi seharusnya dia tidak jauh dari sini, pikir Enka. Dan aha! Enka menemukan bayangan Juda.
Dia menarik Juda yang panik untuk naik. Sepertinya dia meminum kebanyakan air. Tetapi Enka bersyukur sahabatnya tidak apa-apa.

“Fuuh.. Kamu hampir membuat saya gila,” ujar Enka terengah-engah sambil menepuk-tepuk pundak temannya.
“Huk.. huk..” Juda hanya terbatuk-batuk.
“Kamu kan gak bisa berenang. Kenapa ke tempat dalam-dalam?”

Juda tidak menjawab. Dia duduk diam saja. Enka juga tidak berniat berenang lagi. Sekarang giliran anak-anak yang berenang satu kolam full. Enka sibuk celingak-celinguk mencari si Budi.
Juda sambil terengah-engah menunjuk ke arah Budi yang sedang istirahat di ujung kolam renang bagian dangkal.

“Oh iya… Oi Bud! Naik yuk! Nanti saya cerita, naik dulu saja!”
Dan akhirnya mereka bertiga beres-beres dan pulang. Mereka cukup bersyukur tidak terjadi apa-apa. Dan ini mungkin menjadi pelajaran berharga agar lebih hati-hati di kolam renang.

Kisah Janggal Sewaktu Sepupu Meninggal

Hai gan perkenalkan nama saya Alfin. Kisah ini ane alamin sendiri hari Jum’at akhir November 2015 lalu. Pas banget waktu kejadiannya sepupu ane meninggal karena kecelakaan.


Sebenernya dari sehari sebelum sepupu ane meninggal, ane itu lagi ngejalanin tugas (study tour SMA ) di Yogyakarta. Dan waktu itupun ga ada tanda-tanda yang janggal soal sepupu ane. Nah siang harinya setelah ane ngejalanin ibadah Jum’at (maaf bawa agama dikit) mulai dah muncul hal aneh.

Waktu itu di bis ane inget banget ada yang nyeletuk “Eh katanya didaerah X (tempat tinggal ane) ada yang meninggal karena kecelakaan,”

Waktu itu ane belum curiga sama perkataan temen ane (karena di daerah ane emang rawan yang meninggal).
Nah setelah itu kita sampai di tujuan sampai sore hari, nah setelah itu sekitar set 7 sehabis sebelum Isya kita prepare tuh buat balik ke habitat.

Sebelum berangkat temen ane pada heboh nunjukin foto orang kecelakaan di daerah ane sore itu, yang korbanya yaitu sepupu ane sendiri (coba aja bayangin kalo sepupu ente meninggal dan ente dapet info dari sosmed dan keluarga ente ga ada yg ngasih tau ).

Waktu itu tanpa curiga mikirin sesuatu ane cuma bisa melongo sedih di dalem bis dah selama hampir sepanjang perjalanan. Nah ane mulai konek kalo banyak banget hal aneh tuh setelah beberapa bulan sepeninggal sepupu ane.

Dari mulai celetukan temen ane di siang hari yang bilang ada yang meninggal, padahal nyatanya yang meninggal itu cuma sepupu ane disore hari.

Terus kisah saudara ane yang dikirimin foto tentang parahnya kendaraan sepupu ane karena kecelakaan yang nyatanya foto itu sama sekali gak ada. Terus kakak ane yang didatengin ‘sesuatu’ yang mirip sepupu ane pas di hari meninggalnya sepupu ane.

Sekian gan cerita pengalaman yang di post pertama kali dari ane (maaf kurang serem dan bahasanya kurang bisa dipahami oleh orang awam)

Bangku Kosong

Hari ini adalah hari pertama Irma mengajar di kelas XII B. Ketika dia masuk ke dalam kelas, semua murid sudah duduk tenang di tempat masing-masing. Meja belajar disusun berpasang-pasangan sebayak empat baris. Tetapi ada satu yang menarik perhatiannya.


Semua siswa duduk berpasang-pasang, kecuali satu meja paling belakang di pojok kanan kelas. Di situ duduk seorang siswi. Irma tidak bisa melihat dengan jelas wajah perempuan itu karena rambutnya terurai ke depan. Hanya sekilas terlihat wajah pucatnya saja.

Mengira anak itu mungkin sedang sakit, Irma mencoba mengabaikan dulu.
“Anak-anak, perkenalkan. Nama saya Irma Farida. Kalia bisa panggil Bu Irma saja. Saya guru kimia kalian untuk tahun ini.”

Irma menceritakan sekilas latar belakangnya, bagaimana sistemnya mengajar dan sebagainya. Sambil menjelaskan, matanya kembali menyapu seisi kelas. Semua siswa tetap diam dan memperhatikannya dengan seksama. Kecuali siswi duduk paling belakang sendirian itu. Kepalanya tetap menunduk. Irma semakin penasaran.
“Biar kenal kalian semua, saya absen satu per satu dulu yah,” ujar Irma sambil membuka absensi siswa.
“Agam”, panggil Irma.
“Hadir…” jawab seorang siswa gendut yang duduk di baris ke 3, di depan siswi misterius itu.
“Bardos?”
“Hadir..”

Sudah separuh nama siswa di kelas disebut. Namun, pada saat nama “Miranda” disebutkan, tidak ada yang menyahut. “Anu Bu…” salah satu siswi duduk terdepan menyahut. “Miranda, sakit Bu.”
“Oh ya?” Irma menyelidik.
“Iya Bu, denger-denger lagi sakit diare dia,” sebagian anak ikut menimpali. Irma melihat beberapa siswa mencoba menyembunyikan wajah mereka.
Irma lanjut mengabsen nama lagi…

Setelah semua nama disebutkan, dia menyadari siswi yang duduk paling belakang tersebut masih belum dipanggil.
Karena rasa penasarannya, dia kembali bertanya sambil menunjuk, “Saya lupa namanya itu. Yang duduk di situ, itu siapa yah?”
Siswi terdepan itu kembali menjawab, “Yang paling belakang gak ada orang kok Bu. Memang kosong Bu. Dua-duanya memang kosong…”
“Iya Bu” “Memang kosong bu” sahut seisi anak-anak lagi.

Irma memastikan semua tempat duduk terisi, dan memang hanya bangku paling belakang diduduki siswi misterius itu, sedangkan sebelahnya tidak ada orang. Akhirnya Irma berjalan ke belakang. Menarik tangan siswi misterius itu, sehingga terlihat wajahnya. Dia hanyalah orang yang menggunakan make-up bedak putih.
Siswi itu menatap dengan terkejut, seisi kelas juga ikut terkejut.

“Sebetulnya keusilan kalian itu cukup sempurna. Saya tadi hampir percaya kalau kelas kalian berhantu. Tapi sayangnya, tadi kalian keceplosan,” jawab Irma sambil tersenyum.

Angsa Putih yang Menyeramkan

Assalamu’alaikum wr. wb, saya Adi, akan berbagi cerita tentang angsa putih yang menyeramkan. Saat itu saya dan teman-teman sedang menginap di suatu Sekolah Menengah Pertama di kota Bandung dan bagi kalian para penggemar cerita horor semoga kalian puas dengan cerita saya. Selamat membaca dan semoga mimpi kalian indah di malam nanti.


Malam sudah cukup larut. Tapi hujan yang lebat pada malam hari itu benar-benar sangat membuat sunyi sekolah kami.
Saya Adi Pamungkas bersama kedua teman saya Fani Ahmad Jakaria dan Sony Pratama sedang mengerjakan tugas untuk persembahan kami besok lusa. Pada malam itu kami sedang memikirkan bagaimana penampilan kami di atas panggung menjadi semakin menarik dan enak untuk ditonton oleh teman dan guru-guru.

Sambil bercanda tawa kami pun lantas membuat 1 cangkir kopi hitam dan mengeluarkan 1 bungkus rokok Magnum. Malam pun sudah mulai larut atau tepatnya jam sudah menunjukan pukul 23.30 tapi hujan masih saja lebat, kami pun terdiam di ruangan kelas paling pojok.

Dan pada saat kami terdiam, salah satu temanku mempunyai usul untuk bercerita dan saling bertukar pikiran “katanya”.
Agar kondisi kelas tidak terlalu hening. Kami pun memulai untuk saling mendengarkan cerita di antara dari kami. Lama kami bercerita tiba-tiba salah satu dari teman kami menceritakan bahwa temannya pernah menemui seekor angsa putih yang berubah menjadi kuntilanak yang sangat menyeramkan, kami pun lantas mendengarkan ceritanya dari awal hingga akhir.

Setelah mendengarkan cerita tersebut akupun berkata “Halah palingan itu cuman khayalan teman lu doang brad”.
Karena pada saat itu saya sangat tidak percaya akan hal-hal takhayul yang sangat membosankan seperti itu, selepas berbicara seperti itu temanku pun berkata untuk menakut-nakuti saya, “Kalo lu ketemu baru tau rasa lu.”

Dengan nada yang sombong dan sompral aku pun berkata, “Mana hayo yang mau datang ke hadapan gwe. Gwe tantang lu kelahi sama gwe. Kagak takut gwe sama makhluk-makhluk jelek kayak lu”.
Setelah berbicara seperti itu, terdengar suara keras dari gudang sekolah yang tempatnya berada di paling pojok sekolah kami.

Tanpa pikir panjang kamipun hanya menganggap itu hanyalah sebuah suara dari seekor kucing atau tikus saja yang menjatuhkan barang di gudang. Dan kamipun melanjutkan cerita kami. Pada malam itu waktu sudah menunjukan pukul 00.00 kamipun memutuskan untuk menginap di sekolah dikarenakan hujan yang tidak kunjung reda, makin malam hujan makin deras dengan disertai angin yang kencang dan petir yang sangat membuat suasana kelas menjadi sangat tidak nyaman.

Di saat mereka terlelap akupun terbangun karena rasa ingin buang air kecil yang sangat menggangguku. Akupun membangunkan temanku akan tetapi mereka tidak mau mengantarku ke toilet dengan alasan yang sama yaitu akan rasa takut setelah mendengar cerita angsa tadi.
“Huh cemen lu pada,” ucapku kepada kedua temanku.

Tanpa berfikir panjang akupun lantas bergegas untuk menuju toilet yang tempatnya bersebelahan dengan gudang sekolah kami, di saat membuka pintu terasa hembusan angin yang kencang yang membuat bulu kuduk ku merinding.

Akupun tidak menghiraukannya dan terus berjalan menuju toilet. Sesampainya di sana akupun lantas membuang air yang sangat mengganggu tidurku. Dan tiba-tiba saja terdengar suara keras dari belakang atau tepatnya pada pintu toilet.
Pada saat itu aku berfikir mungkin itu hanyalah suara dari teman-temanku saja yang iseng kepadaku dan akupun berkata dengan nada keras “DIEM GANGGU AJA LO” (Ucapku).

Pada saat membuka pintu, ternyata tidak ada satu orangpun di depan pintu toilet. Lalu aku memandang ke arah depan. Aku melihat dari kejauhan seperti ada sesuatu yang bergerak. Semakin kulihat semakin jelas bentuk dari benda tersebut dan bentuknya menyerupai angsa putih yang sedang berjalan membelakangiku.
Astaga!!! semakin kulihat itu angsa tersebut seperti menjadi sesosok makhluk memakai baju putih berambut panjang dan dia terbang menuju pohon yang berada tepat di depan pandanganku dan diapun tertawa dengan nada yang sangat menyeramkan dan diapun berbalik sambil memandang sinis terhadapku.

Wajahnya hancur, matanya merah dan dia terus memelototiku seperti ingin membunuhku. Akupun lantas bergegas untuk pergi dari tempat tersebut. Namun tubuhku mendadak menjadi kaku dan tidak bisa aku gerakan sama sekali dan tiba-tiba mulutku kaku diikuti dengan mata yang kabur dan semakin lama mataku tidak bisa melihat apa-apa, dan terdengar suatu bisikan yang sangat seram ditelingaku “NGAJAK RIBUT SIA KA AING HEHH. WANI SIA KA AING !!! HAYANG KU AING PODARAN SIA AYEUNA KENEH” (Ngajakin berantem kamu ke aku hehh. Berani kamu sama saya! Mau saya bunuh kamu sekarang juga).

“Ampun!! Ampun!!!” (ucapku didalam hati dengan nada yang sangat ketakutan) dan dia pun tertawa dengan nada yang menakutkan hingga akhirnya akupun tidak sadar akan keadaanku sekarang.
Hingga pada keesokan harinya akupun terbangun diatas sofa di ruangan guru dengan teman-teman dan guru yang melihatku dengan tatapan yang mengherankan dan bersyukur karena aku telah sadar kembali.
Kata mereka aku tertidur di atas bangku murid yang mati karena dibunuh dengan sadis disekitar sekolah kami pada tahun yang lampau.

Akupun lantas menceritakan kisahku yang melihat sesosok wanita yang sangat menyeramkan tadi malam dan akhirnya pihak sekolah memutuskan untuk menyempurnakan makhluk tersebut beserta seisi ruangan kelas yang ada disekolah kami. Dan akhirnya akupun sadar bahwa di dunia ini tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan saja yang ada akan tetapi mereka juga berada disekitar kita. Jadi janganlah kamu berkata sompral kepada mereka dan teruslah memperkuat iman kalian agar kalian terhindar dari mereka-mereka yang jahil kepada kalian. Terima kasih sudah mau membaca cerita saya. Assallamualaikum wr. wb.

Armin Meiwes: Kanibalisme yang Menggegerkan

Jika tahun 2003 Indonesia sempat dihebohkan dengan cerita kanibal Sumanto, maka dunia pada tahun 2002 dikejutkan dengan kisah kanibal yang tidak kalah mengerikan.


Sebelum CeritaMistis melanjutkan kisah di bawah ini, bagi yang sedang makan, atau yang memiliki jantung lemah atau mental tidak kuat, silahkan jangan baca artikel ini. Scroll ke bawah dengan resiko sendiri yah.

Ok…

  Ini kesempatan terakhir…

 
Baik, jika sudah sampai sini, maka dianggap kalian sudah siap mental, dan sudah selesai makan…
Armin Meiwes, warga Jerman ditangkap polisi pada bulan Desember 2002 atas tuduhan pembunuhan di Internet. Pada tanggal 30 Januari 2004, dia dijatuh hukuman penjara 8 tahun di penjara. Kasus ini mendapat perhatian yang besar di media, karena beberapa alasan, pertama Meiwes melakukan pembunuhan lalu memakan korbannya. Kedua, korban bersedia untuk dimakan…

Biasanya Meiwes akan memposting iklan di sebuah situs yang disebut dengan nama The Cannibal Cafe. Website ini dikunjungi orang-orang yang memiliki fetish terhadap kanibalisasi. Kasarnya merasa terangsang ketika dimakan, atau merasa terangsang karena memakan orang.

Singkat cerita, Meiwes posting di situs untuk mencari orang yang berusia 18 hingga 30, yang siap untuk dibunuh dan di makan. Salah satu korban awal bernama Bernd Jurgen Armando Brandes memenuhi iklan tersebut. Beberapa orang lainnya juga tertarik dengan iklan tersebut. Tetapi belakangan mereka mengundurkan diri. Meiwes mengaku dia tidak memaksa mereka melakukan sesuatu di luar kehendak mereka.

Kembali ke cerita, Brandes pun pergi ke rumah Meiwes tanggal 9 Maret 2001. Di sana mereka merekam kegiatan mereka. Meiwes memotong penis Brandes, dan dua lelaki itu mencoba memakan penis berbarengan sebelum Brandes menemui ajalnya.

Awalnya Brandes meminta agar Meiwes mencoba menggigit putus kemaluannya. Namun karena gagal, akhirnya menggunakan pisau. Branes sendiri mencoba memakan barang miliknya sendiri secara mentah-mentah, namun karena terlalu kenyal akhirnya gagal.

Meiwes sendiri mencoba memasak organ kemaluan sang korban, memberi bumbu dan mencoba memasak dengan menggunakan lemak tubuh Brandes. Namun karena gosong, akhirnya diberikan ke anjingnya.
Semua kejadian di atas direkam. Di dalam sidang para hakim dan pengunjung bisa melihat, Brandes terlalu lemah untuk memakan akibat kekurangan darah cukup banyak. Meiwes sendiri duduk sambil membaca buku selama tiga jam, membiarkan Brandes tergeletak di dalam kamar mandi.

Meiwes memberikan alkohol dan obat pereda sakit, puluhan pil obat tidur. Dan akhirnya menciumnya kemudian menusuk tenggorokan Brandes hingga tewas. Dia menggantungkan mayat Brandes di pengait daging, dan semenjak itu dia memakan daging itu selama 10 bulan. Menyimpan sebagian daging ke lemari es, sisanya ke kotak pizza.

Kalau Sumanto, memakan daging manusia karena ingin mencapai kesaktian, Meiwes mencari kepuasan seksual. Walaupun terdengar gila, fetish kanibalisme adalah sesuatu yang nyata dan digolongkan sebagai salah satu bentuk kelainan jiwa.

Kriminolog dan psikolog umumnya menggolong orang ini sebagai sosiopat. Orang yang tidak ada rasa empati, egois dan impulsif. Dalam beberapa hal, mereka tergolong memiliki fantasi yang sangat ekstrim terkait dengan kekerasan. Umumnya dengan cara membunuh saat berhubungan badan, atau bahkan memotong kelamin. Terkadang dilanjutkan memakan bagian dari tuhub korban. Tipe yang pertama ini disebut “erotophonophilia”

Selain itu, ada juga yang disebut “vorarephilia”, yakni merasa terangsang karena dimakan, memakan orang atau melihat orang lain memakan manusia. Brandes tergolong memiliki vorarephilia.
Secara psikologis, mengapa orang bisa berpikir seperti demikian? Ini kemungkinan adalah turunan dari sadomasochism. Yakni perspektif dominasi atau submisif. Memakan seseorang bisa dianggap sebagai total dominasi seorang pemangsa, dan total submisif dari mangsa.

Satu hal yang mungkin kalian tidak ketahui adalah, di Internet, atau mungkin di Deep Web, masih banyak orang-orang seperti Armin Meiwes yang memiliki fetish seperti itu. Armin Meiwes sendiri mengaku, dia yakin setidaknya ada 800 orang Jerman lainnya yang sama seperti dirinya…

Mendiang Siswa Saya Kirim Jawaban Tugasnya

Sekedar info latar belakang, saya adalah guru SMP di Jakarta. Nama saya Ridwan. Saya mengajar mata pelajaran sains untuk ana kelas 8. Ada 35 siswa di dalam kelas. Namun, yah, sekarang sudah menjadi 34. Salah seorang siswa saya bernama Lukas meninggal dunia sebulan yang lalu.


Karena sekolah yang saya ajarkan adalah kelas internasional, dan anak-anak semuanya memiliki komputer saya selalu memberikan tugas ke mereka dengan menggunakan program bernama Google Classroom. Bagi yang belum tahu, program apa itu, Google Classroom memungkinkan saya sebagai guru kasih tugas secara online, dan mereka bisa kirim jawaban mereka di sistem yang sama. Nanti saya bisa langsung beri nilai dan komentar sehingga mereka langsung bisa merevisi atau meninjau kembali. Dari sisi saya, saya jadi lebih gampang menilai kerjaan anak-anak.

Sekarang masalahnya, dua hari yang lalu saya menerima ada 35 orang yang submit jawaban. Ini gak masuk akal. Jadi saya cek, siapa saja yang mengumpulkan tugas. Satu per satu nama saya telusuri, dan akhirnya saya melihat satu nama: Lukas Candra.

Bulu kuduk saya langsung berdiri. Tapi saya langsung terpikir ini pasti kerjaan anak-anak usil. Saya mencoba melihat apa jawaban yang dia submit. Dan inilah yang saya terima:

Soal: Jelaskan apakah itu struktur vestigial!
Jawaban: Struktur vestigial adalah struktur yang diduga berasal dari sisa-sisa evolusi organisme nenek moyang.
Okay, saya akui jawaban yang baik. Pertanyaan berikutnya:

Soal: Berilah satu contoh struktur vestigial!
Jawaban: Usus buntu manusia. Tapi, saya gak punya.
Betul juga. Saya kebetulan tahu, kalau usus buntunya sudah dikeluarkan saat dia berumur delapan tahun.

Soal: Siapakah yang menciptakan sistem tata nama binomial?
Jawaban: Karl Deinanus
Kebetulan soal yang satu ini dia salah. Jawaban yang benar adalah Carl Linnaeus
Soal: Apakah itu lingkungan?
Jawaban: Kondisi atau sekitar yang memungkinkan organisme hidup.
Ok, dia mendapat jawaban ini benar
.
Soal: Di lingkungan seperti apa tempat tinggal kamu?
Jawaban: Saya tidak tahu. Di sini sangat gelap. Dingin. Saya sendirian… Terkadang saya mendengar suara erangan.
Bulu kuduk kembali berdiri membaca baris jawaban tersebut. Saya melihat jawaban-jawaban lain. Tetapi ternyata sudah tidak ada. Dia hanya menjawab sampai soal tadi itu saja.

Saya memutuskan mengirim pesan ke akun Lukas, atau orang yang menyamar sebagainya.
Saya: “Siapa kamu? Katakan kalau tidak mau kena hukuman.”:
Lukas: Saya Lukas! Tidakkah Bapak bisa membaca nama saya? Perlu bukti? Nilai rapor saya sebelumnya adalah 89! Kamu pernah sekali suruh saya maju ke depan dan jaga sikap karena saya banyak bertingkah di kelas! Saya harap Bapak berhenti.

Saya tidak tahu bagaimana mungkin “Lukas” ini tahu semuanya. Tetapi apa yang dia sebutkan semuanya benar. Saya membalasnya lagi
Saya: “Lukas” tolong jangan berbohong lagi. Lukas yang asli telah meninggal sebulan lalu karena kebakaran rumah. Tolong hentikan ini jangan sampai menjadi kasus.
Beberapa jam kemudian dia balas lagi

Lukas: Saya Lukas Candra! Kenapa Bapak tidak percaya? Percayalah… Bapak harapan saya terakhir.
Saya mulai kesal dengan orang ini. Saya kirim balik:
Saya: Sudah! Jika kamu memang asli, datang saja ke rumah saya! Alamat saya di : ######### (saya sensor di sini yah)

Setelah beberapa detik saya tekan enter, saya menyesal. Saya betul-betul merasa gampang marah, dan harus bisa mengontrol diri.
Hari ini saya terbangun oleh suara alarm kebakaran. Rumah saya kebakaran. Saya segerea menghubungi pemadam kebakaran. Beberapa menit kemudian, datanglah mereka. Perlu hampir dua jam untuk memadamkan api. Yang anehnya, ada sesosok mayat yang hangus di dalam rumah. Sekedar info saya tinggal sendirian di rumah.

Saya butuh waktu menjelaskan ke polisi saya betul-betul tidak tahu mayat siapa itu, dan saya betul-betul tidak mengerti mengapa bisa ada mayat di rumah saya. Mereka mencoba melakukan investigasi, tetapi tentu saja mereka tidak bisa menemukan bukti apapun.
Tadinya mereka bahkan sampai menduga saya mungkin terlibat kasus pembunuhan. Jadi mereka mencoba menggali kembali kuburan Lukas untuk otopsi dengan harapan bisa menemukan petunjuk keterlibatan saya. Tetapi akhirnya mereka menemukan hal yang lebih aneh lagi, makam Lukas tidak terlihat pernah digali, tetapi mayatnya telah hilang.

Cerita Seram untuk Anakku

Nak, boleh kita ngomong soal Keamanan Internet sebentar?” Saya duduk perlahan di sampingnya. Dia saat itu sedang memainkan Minecraft di laptopnya, pada server publik. Matanya masih terpaku ke layar. Komentar-komentar bergerak terus menerus di sebelah kanan layar. “Nak, boleh berhenti main game sebentar?”
Dia akhirnya keluar dari game, tutup laptop, dan menatap saya. “Pa, apakah ini cerita horor gak jelas lagi?”
“Apaaa?” Saya pura-pura merasa sedih, lalu tersenyum, “Saya kira kamu suka cerita-ceritanya”. Dia dari kecil sudah mendengar cerita saya tentang anak-anak yang bertemu nenek sihir, hantu, manusia serigala, monster. Seperti orang tua di generasi-generasi sebelumnya, saya menggunakan cerita seram untuk mengajar moral dan pelajaran mengenai keamanan. Sebagai seorang single dad, saya harus bisa memanfaatkan segala teknik sesuai kebutuhan.
Dia bergerutu, “Ceritanya mungkin gak masalah kalau saya umur enam tahun. Saya sudah lebih gede. Cerita itu udah gak menakutiku lagi. Bahkan ceritanya terdengar bodoh. Kalau papa mau cerita tentang Internet, bisa buat sangat-sangat seram?”
Saya menatapnya dengan serius.
Dia melipat tangannya, “Saya sanggup Pa. Saya sudah 10 tahun.”
“Hm.. Baiklah. Saya coba.”
Saya pun memulai, “Pada suatu waktu, ada seorang anak bernama Kelvin…” Ekspersinya menunujukkan dia tidak terpukau dengan awal cerita horor ini. Dia menghela napas dan pasrah mendengar cerita horor gak jelas dari ayahnya lagi. Saya lanjut…
Kelvin berselancar dan bergabung di beberapa situs anak-anak. Sesaat, dia mulai berbicara dengan anak-anak lain di dalam game dan di forum. Dia berteman dengan anak yang satu lagi bernama Helper23. Mereka menyukai film dan game yang sama. Mereka tertawa pada lelucon satu sama lain. Mereka mencari game-game terbaru bersama-sama.
Setelah menjalin pertemanan selama beberapa bulan, Kelvin memberikan enam poin kepada Helper32 dalam game yang mereka main. Ini adalah hadiah yang sangat besar. Ulang tahun Kelvin sudah dekat, dan Helper23 ingin memberikan hadiah yang keren di dunia nyata. Kelvin rasa, tidak masalah memberikan alamat lengkap rumahnya, selama Helper23 berjanji tidak memberikan ke orang asing atau orang dewasa lain. Helper23 berjanji tidak akan memberi tahu siapa-siapa bahkan ke orang tuanya.
Saya berhenti sebentar dan tanya ke anak saya, “Menurut kamu, apakah itu ide yang bagus?”
“Nggak!” jawabnya sambil menggeleng-geleng keras.
Ya, Kelvin juga merasa bersalah. Dia merasa menyesal sudah memberikan alamatnya. Dan rasa bersalah semakin besar, dan semakin besar, dan semakin besar. Pada malam hari, Kelvin bertekad mengaku ke orangtuanya. Dia rasa hukumannya akan sangat berat, tetapi lebih baik begitu daripada hati nuraninya terganggu. Dia tidur di kasur sambil menunggu orang tuanya masuk.
Anak saya sudah tahu bagian seramnya akan tiba. Biarpun tadi dia berbicara seolah-olah tidak takut, sekarang posisinya sudah mulai maju dan  mata berbinar. Saya berbicara dengan suara lebih kecil dan lambat…
Dia mendengar suara-suara aneh di dalam rumahnya. Mesin cuci seperti didorong sana sini. Suara ranting bergesekan dengan lantai di luar kamarnya. Juga terdengar suara adiknya yang masih bayi memanggil “Aaa… aaa..” Kemudian ada suara lain yang tidak begitu dia kenali. Akhirnya dia mendengar suara langkah kaki ayahnya di koridor.
“Pa?” Dia memanggil dengan tegang. “Saya mau beri tahu sesuatu.”
Kepala ayahnya muncul dari balik pintu dengan sudut yang aneh. Di kamar Kelvin yang gelap, mulut ayahnya tidak kelihatan bergerak, dan matanya kelihatan sangat aneh. “Ya, nak?”
Suaranya sangat berbeda.
“Kamu gak apa-apa, Pa?” tanya Kelvin.
“Gak apa-apa…” Jawab ayahnya kembali. Tetapi gaya bicara itu sangat berbeda. Berbeda sekali.
Kelvin menarik selimutnya mendekap dirinya. “Eemm… Mama ada?”
“Mama di sini!”
Tiba-tiba muncul kepala ibunya dari balik pintu di bawah ayah. Suara ibu terdengar seperti falseto yang tidak natural.
“Apakah kamu memberi tahu alamat rumah kita ke Hleper23? Kamu seharusnya tidak melakukannya! Kami sudah BILANG jangan beri informasi personal ke Internet!” tukas mama.
Dia lanjut, “Dia bukan anak-anak! Dia hanya berpura-pura. Kamu tahu apa yang dia lakukan? Dia masuk ke rumah kita dan dia bunuh kita berdua. Jadi dia bisa bareng kamu untuk sesaat!”
Lalu muncullah seorang pria gemuk dengan jaket basah dari balik pintu, memegang dua kepala yang terputus. Pria tersebut menjatuhkan kedua kepala itu dan berlari ke arah Kelvin dengan pisaunya yang siap untuk menghunjam. Anak malang itu hanya bisa berteriak.
Anakku ikut berteriak. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Padahal saya baru ingin masuk ke inti cerita.
Setelah beberapa jam, kondisi Kelvin hampir mati. Teriakannya sudah menjadi suara rengekan lemah. Sang pembunuh menyadari suara bayi kecil di ruang sebelah. Dia mencabut pisau dari Kelvin. Ini adalah hal yang spesial. Dia tidak pernah membunuh bayi sebelumnya. Dan dia sangat semangat atas hal ini. Dia keluar dari kamar Kelvin membiarkan dia sekarat, dan pergi mencari sumber suara tersebut.
Di kamar bayi, dia berjalan mendekati tempat tidur sang bayi. Dia menggendong bayi itu. Bayi itu langsung berhenti menangis. Dia melihat dan tersenyum. Helper23 tidak pernah menggendong bayi sebelumnya. Tetapi dia menimang bayi itu seperti seorang yang ahli. Dia mengelap tangannya yang merah dengan ke selimut, jadi dia bisa mengusap pipi lembut bayi. “Halo, anak manis.”  Aura dingan nan sadis mencair menjadi lembut dan hangat.
Dia pun membawa bayi itu ke rumahnya, dan menamainya William, dan membesarkannya bagaikan anak sendiri.
Setelah saya menyelesaikan cerita tersebut, anak saya terlihat gemetaran hebat. Antara napas yang tidak beraturan, dia tergagap “Tapi Pa. Nama saya William.”
Saya memberikan kedipan khas ayah dan mengacak rambutnya, “Tentu saja, anakku.”
William pun berlari ke atas sambil menangis. Tapi saya rasa dia menyukai cerita ini.